About Me

Foto Saya
VrzDA FRyda
lebih tiggi dr tahun yg lalu
Lihat profil lengkapku

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Using Color to Change the Size of a Room

Do you want to lower your ceiling, but don’t want to employ a builder?
Then don’t, employ a painter instead!
By painting your ceiling a dark color you automatically perceive that it is lower.

That is because dark colors advance. So of course to make your ceiling appear higher, paint it in a light color - preferably white!
It seems so simple and it is.
In general to make walls advance towards you, paint them a dark color. To make them recede away from you, paint them a light color.
If you have a rectangular room and want to make it look more square, then paint the two smaller end walls a darker color and have the long walls a light color. This will bring the end walls forward and make the room appear more symmetrical.
If you want to create a cosy room, choose a warm dark color. This will make the space feel warm and the dark color will enclose the room making it feel intimate.
To make a large open and spacious room, white (or as light as possible) would be the best choice, as white reflects light and the room appears larger. Changing the perception of a room’s size is easy!
That is because dark colors advance. So of course to make your ceiling appear higher, paint it in a light color - preferably white!
It seems so simple and it is.
In general to make walls advance towards you, paint them a dark color. To make them recede away from you, paint them a light color.
If you have a rectangular room and want to make it look more square, then paint the two smaller end walls a darker color and have the long walls a light color. This will bring the end walls forward and make the room appear more symmetrical.
If you want to create a cosy room, choose a warm dark color. This will make the space feel warm and the dark color will enclose the room making it feel intimate.
To make a large open and spacious room, white (or as light as possible) would be the best choice, as white reflects light and the room appears larger.
Changing the perception of a room’s size is easy!
Just Use Color.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Desain Rumah Art Deco Ukuran 8 m x 17 m

31 January 2010 37,451 views 30 Comments
Denah dan Tampak Depan Rumah Art DecoSaya berencana membangun rumah minimalis 1 lantai, ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur, 1 kamar mandi didalam rumah, ukuran tanah 18 x 25, rumah nantinya akan saya kembangkan ( garasi, perluasan ruang keluarga dan penambahan kamar tidur ), mohon denah dan desainnya. Terimakasih. (SUGA)
————————————————————————————-
Saya ingin dibuatkan design rumah mungil 1 lantai (ukuran tanah 8 x 20), dg 2 kamar tidur, ruang tamu, perpustakaan, musholla, garasi, dapur, ruang keluarga dan kamar mandi, ruang cuci. saya pengin ada taman di depan, karena tanah saya di pinggir jalan yg sgt bising dan berdebu. Saya juga menginginkan taman di belakang yg berfungsi juga sebagai jemuran. saya tidak ingin terlalu banyak sekat, tapi khusus ruang tamu tetap ada pemisah dengan ruang dalam. Maaf ya kalo permintaannya terlalu bertele-tele. terima kasih. (Isti)
————————————————————————————-
Pak saya akan buat rumah 1 lantai dengan luas tanah 10 x 19 m2. rumah menghadap ke utara : Ada 1 Ruang tdr utama (Kmr mandi dalam) 3 Ruang tidur anak, 2 kamar mandi, garasi, dapur, mushollah, gudang, R uang kerja, taman di belakang rumah. Tolong desainkan ya pak.. please. Thank for Your help. (Tufahati)
—————————————————————————————————————————
Pak, tolong dibantu, saya berencana untuk membangun rumah diatas tanah 10.5 m X 15 m. letak tanah di hook. Sy ingin di lt 1: 1 kamar tdr utama, 2 kamar tidur anak, ruang makan, dapur, kamar mandi ( 2 ? ) garasi, ruang makan, ruang nonton, ruang. tamu. Lt 2 cukup untuk : ruang pembantu, tempat cuci jemur dan 1 ruang terbuka untuk setrika. Thanks a lot ya pak.. (Litha)
—————————————————————————————————————————
Saya mohon dibuatkan desain rumah lebar tanah depan 18m, lebar tanah belakang 18 m panjang 30 m, rumah minimalis, ada taman di depan,belakang&di dalam. terimakasih atas bantuannya.. (Bambang s)
—————————————————————————————————————————
Sayah ingin buat rumah 2 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, kamar mandi, dapur, ruang solat. luas tanah panjang 18 m, lebar 8 m. tolong yah gambarnyah maksih. (Marulloh)
—————————————————————————————————————————
As.wr.wb,
insya allah saya dan suami ingin membangun rumah idaman kami, luas tanah 15 m x 22,5m. permasalahannya suami ingin bergaya hacienda, tapi saya ingin ada sentuhan etnis jawanya. tolong ya pak dibuatkan desain dan sketsanya, yang bagus dan apik yaa, terimakasih banget atas bantuannya. (INDRI)
—————————————————————————————————————————
Saya perlu gambar utk bangun kavling, dimensi 10 (lebar) x 23 (panjang). Ruangannya: 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 km mandi tamu (kecil), dapur, 2 kamar pembantu+ 1 km mandi, carport, ruang tamu, ruang keluarga ingin berbentuk split level/mezanine.. (Medina)
—————————————————————————————————————————
Salam kenal, saya punya rumah tipe minimalis 38/90 ,saya ingin renovasi rumah utk bangun lt 2 dimana terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar pembantu dan 2 kamar mandi, mohon dibuat designnya dan perkiraan biayanya, thx.. (Komara)
—————————————————————————————————————————
Mas, saya punya tanah 12 x 25, pingin tak buat rumah yang 10 x 20 dengan 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 dapur, mushola, ruang tv (santai)..  gimana susunan/sketsa yang baik)agar rumah tetap sehat, efektif dan indah.. (Wawan)
—————————————————————————————————————————
Kami mau buat rumah ukuran 10 X 14 Lebar tanah 25 x 30 lokasi Muara bungo Jambi yang kami inginkan bentuk rumah minimalis dg anggaran dana Rp. 125 Juta.
Kami mohon buatkan sketsa dan gambarnya yah. Makasih sebelumnya.. (Hana Subhan)
—————————————————————————————————————————
Aslm,
Mas, aku rencana ingin bangun rumah tapi dengan dana yang masih terbatas diatas tanah 15m x 40m yang memanjang. aku pinginnya 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur utama dng kamar mandi, 2 kamar tidur, km+WC, dapur dan garasi. kalo bisa ada taman belakang. untuk sementara 1 lantai dulu. tolong bikinkan sketsa dan gambar nya ya mas. terima kasih banyak mas.. (Hanif)
—————————————————————————————————————————
Salam kenal pak, saya minta tolong kirimkan contoh gambar rumah lengkap dengan denahnya, karena saya mau bangun rumah diatas lahan 10 m x 20 m dengan rencana bangun ukuran 8 m x 17 m, dan saya sangat bingung sekali bentuk dan model rumah yang akan saya buat, jadi saya mohon bantuannya pak dan kalau ada saran buat saya kirim aja ke alamat email saya pak.. (Pangky)
—————————————————————————————————————————
Tulisan diatas adalah hanya beberapa dari sekian banyak email yang masuk dan meminta desain rumah yang akan dibangun diatas tanah berukuran 10 m x 20 m sampai dengan 15 m x 20 m.
Berikut ini saya tampilkan contoh gambar rumah dengan desain simple, mungkin ada atau banyak dari pembaca architectaria.com yang memasukkan tampilan rumah ini ke dalam arsitektur minimalis, tapi saya sendiri lebih senang memandangnya sebagai arsitektur Art Deco.
Ukuran bangunan adalah 8 m x 17 m. Jumlah Kamar Tidur :1 buah, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, pantry, ruang makan, dan ruang kerja yang juga bisa dimanfaatkan untuk ruang ibadah, atau bahkan tempat usaha.
Denah Rumah Art Deco
Gambar 2 - Denah/Layout Bangunan (Klik Pada Gambar Untuk Memperbesar)
Tampak Depan Rumah Art Deco
Gambar 3 - Tampak Depan Bangunan (Klik Pada Gambar Untuk Memperbesar)
Perkiraan biaya untuk membangun rumah seperti gambar desain diatas adalah sebesar: 2,5 juta/m2 dan estimasi biaya produksi total untuk rumah seluas 118 m2 adalah sebesar: 295 juta rupiah. Tentunya perkiraan/taksiran biayanya harus disesuaikan dengan upah pekerja dan harga material dikota anda, dan biaya diatas tidak termasuk harga tanah (hanya harga/biaya produksi rumahnya saja).
Demikian posting artikel kali ini, semoga desain rumah art deco seperti pada gambar diatas bermanfaat buat anda..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menata Ruang Tamu Di Rumah Anda

Menata ruang tamu di rumah dengan ukuran yang bervariasi merupakan tantangan tersendiri. Selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur agar nyaman dan tidak berkesan penuh.
Demi kepraktisan, sebagian orang meniadakan ruang tamu di rumahnya. Di rumah-rumah yang mungil, ruang tamu fungsinya seringkali digabung dengan ruang lain. Misalnya tamu yang akrab langsung dipersilakan masuk di ruang keluarga. Sementara itu, tamu lain cukup diterima di teras rumah saja.
Namun untuk sebagian orang, ruang tamu tetap jadi bagian yang sangat penting karena ruang tamu mencerminkan karakter si pemilik. Bagi rumah dengan ukuran yang pas-pasan tentu selain harus layak menerima tamu, ruang ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu menghabiskan ruangan. Bagi pemilik rumah yang cukup luas, tentu hal ini tidak akan menjadi masalah.
Di rumah mungil, ruang tamu tentu juga berukuran mungil, karenanya jangan memenuhi ruang tamu dengan furniture. Cukup sediakan sofa dengan dua dudukan (two seaters), satu sofa single seater, dan meja kecil. Apabila masih ada ruang lebih tambahkan meja sudut. Furnitur yang ada jika memungkinkan letakkan disandarkan ke dinding agar ruang terlihat lebih lega.
Yang terpenting, peletakkan tidak mengganggu alur sirkulasi dari pintu masuk ke ruang-ruang lainnya. Di rumah dengan ukuran ruang tamu yang cukup luas atau luas, bisa diletakkan sofa dengan ukuran yang cukup besar, misalnya dengan sofa 3-2-1 seaters dan dengan meja tamu dan meja sudut dengan peletakkan yang hampir sama dengan rumah mungil agar tidak mengganggu alur sirkulasi menuju ruang lainnya.
Agar tidak monoton, menggabungkan dua buah sofa yang berbeda sangatlah menarik. Beda disini maksudnya adalah beda bentuk, beda desain, ataupun beda warna. Untuk menjembataninya carilah benang merah antara keduanya, misalnya berupa warna yang senada.
Di ruang tamu dengan luas yang terbatas, lebih cocok diisi dengan furnitur yang ringan, tempat duduk yang tebal, seperti sofa memberi kesan berat. Namun pemilihan sofa yang tepat bisa menjadikan ruang tamu tidak terkesan penuh.
Tips-tips pemilihan sofa misalnya dengan warna terang, pilih sofa dengan dua seaters, jangan terpaku pada ukuran standar sofa (umumnya lebar 80cm) karena akan membuat ruangan semakin sempit, pilih dengan ukuran 60 cm atau 50 cm, jika sofa ingin diletakkan menempel pada dinding, pilih sofa tanpa sandaran. Ini akan menghemat ruang ataupun juga sofa tanpa sandaran lengan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Air Terjun dan Fountain Untuk Taman Yang Mungil

Suara gemericik dan alunan aliran yang dihasilkan oleh air terjun maupun fountain tak pernah gagal menghibur penikmatnya. Karena itu, banyak orang menginginkan fountain hadir di halamannya.
Namun terkadang air terjun-terutama yang berbentuk tebing-memerlukan area yang cukup luas. Untuk Anda yang hanya memiliki area kecil dan mungil, jangan berkecil hati. Ada air terjun bergaya etnis bali, yang berukuran kecil, hanya sekitar 2 m2.


Diletakkan Dimana?
Air terjun Bali bisa diletakkan di taman depan atau di dalam rumah, atau bisa juga diletakkan “sendirian” tanpa ditemani tanaman-tanaman hias. Jika ingin meletakkannya di taman, letakkan di tembok/sisi taman yang kosong untuk menghilangkan kesan sepi pada sisi tersebut.
Air terjun ini biasanya dilengkapi dengan kolam kecil di depannya. Anda bisa menambahkan ikan hias atau tanaman air agar penampilannya makin alami. Sebaiknya tanaman air ditanam di dalam pot dan tidak langsung ditanam di dasar kolam. Hal ini untuk menjaga agar air kolam tidak menjadi keruh. Taburkan juga batu koral kecil di atas pot, untuk mencegah tanah larut oleh air.

Sirkulasi Air
Air terjun biasanya dibuat berputar dengan menggunakan pompa air bertenaga listrik. Pompa dapat diletakkan di kolam atau disembunyikan di bawah konstruksi air terjun. Yang lebih tampak indah tentunya jika pompa disembunyikan di dalam konstruksi. Namun jika sulit melakukannya, pompa bisa juga disembunyikan di antara tanaman air.
Agar jatuhnya air nampak lebih “indah”, beberapa penjual menemukan ide menarik yang bisa ditiru. Salah satunya yaitu dengan menggunakan kaca di pinggir tiap undakan atau dengan membuat beberapa lubang di pipa paralon atas.

Membuat sendiri
Anda bisa membuat sendiri air terjun ini. Konstruksinya dibuat dari batu bata yang disusun dan direkatkan dengan adukan trasram (dengan komposisi semen : pasir, 1 : 2). Untuk pelapis luarnya Anda bisa menggunakan batu alam yang tersedia di toko-toko yang khusus menjual batu alam. Anda bisa mengombinasikan beberapa jenis batu alam yang biasa dipakai untuk membuat air.
Beberapa jenis batu alam yang biasa dipakai sebagai elemen penyusun air terjun Bali antara lain andesit, palimanan, batu candi, dan batu relief balian yang ditatah sehingga membentuk alur-alur. Agar batu-batu tersebut tidak mudah berlumut, sebaiknya diberi coating (pelapis) khusus batu alam. Pelapis ini terdiri dari 2 jenis, yaitu pelapis yang natural (texturized) dan pelapis yang mengkilat (polished).

Agar Air Tak Perlu Sering Diganti
Ada 2 alternatif yang dapat dilakukan agar air selalu jernih :
Menggunakan filter yang dibuat di bawah dasar kolam hingga kolam pun menjadi lebih dalam. Filter seperti ini lebih cocok digunakan untuk kolam yang cukup luas.
Filter yang kedua ini lebih cocok untuk air terjun dengan kolam kecil. Filter dibuat dari batu zeolit yang diletakkan di atas ijuk atau busa. Filter ini bisa diletakkan di kolam atau di dalam undakan. Sebelum dipakai, batu sebaiknya dicuci terlebih dahulu agar kotoran dan debu pada batu hilang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem Drainase Sumur Resapan - Part II

Pada postingan saya yang sebelumnya saya sudah mengenalkan tentang sistem drainase sumur resapan. Seperti yang sudah saya janjikan diakhir artikel tersebut, pada postingan sistem drainase sumur resapan bag. II kali ini saya akan menunjukkan pada anda tentang berapa volume air yang hilang akibat proses pembangunan kawasan perumahan dan sarana publik lainnya seperti jalan raya. Prinsip-prinsip dalam dunia konstruksi biasanya mengalami kontradiksi dengan konservasi sumber daya air, contohnya pada proses pembangunan jalan raya.. Lapisan Surface/Pavement pada jalan raya dibuat dengan tujuan agar air dari luar permukaan langsung dialirkan ke saluran drainase disisi kiri dan kanan jalan sehingga tidak masuk ke dalam struktur perkerasan jalan dibawah pavement. Akibatnya pada musim hujan, air dalam volume yang besar tidak diresapkan kedalam tanah dan langsung dibuang/dilimpaskan ke daerah limpasan. Akibatnya, pada musim hujan akan terjadi masalah banjir di daerah-daerah limpasan dan pada musim kemarau, daerah potensial tadahan air menjadi kekurangan air karena air yg harusnya disimpan sebagai cadangan pada musim hujan langsung dilimpaskan begitu saja. Tanpa banyak berbasa-basi saya akan langsung menunjukkan bagaimana sumber daya air yang seharusnya begitu berharga malah berbalik menjadi sumber masalah yang rutin terjadi..
1. Kehilangan Air Akibat Konstruksi Rumah Tinggal
Kavling 10 m x 15 m
(Gbr 1 : Denah bangunan rumah tinggal )
Dari gambar diatas diketahui Panjang : 15,00 m dan lebar 10, 00 m.
Luas Bangunan : 10 m x 15 m –> A = 150 m2
Jika Tanah seluas 150 m2 dibebani hujan dengan intensitas (I) : 180 mm/hr , maka jumlah air hujan yang hilang akibat lahan yang tertutup bangunan adalah sebesar:
I = 180 mm/hr
I = 0.18/(24 x 60)
I = 0.000125 m/jam
Jumlah (Volume) air hujan yang hilang sebesar:
V = 0.000125 x 150
V = 0.01875 m3
Jika dalam 1 kawasan hunian terdapat 1000 rumah, maka Volume air yang berpotensi untuk hilang akibat lahan yang tertutup oleh bangunan adalah sebesar :
V lost = 0.01875 m3 x 1000
V lost = 18,75 m3
V lost = 18.750 liter –> Debit air (Q) yang hilang = 18,75 m3/jam = 18.750 liter/jam
Kalau diasumsikan hujan terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :
V lost = 18.750 liter x 10
V lost = 187.500 liter
Sekarang coba kita asumsikan jika hujan tersebut terjadi diaerah (yang seharusnya menjadi daerah ) imbuhan air hujan seperti misalnya kota Bogor.
Dari data didapatkan luas wilayah Kota Bogor sebesar : 118 km2 = 118.500.000 m2 . Kita asumsikan 80% wilayah kota Bogor telah dimanfaatkan untuk bangunan dan fasilitas publik, maka volume air yang yang hilang akibat bangunan dan fasilitas publik adalah sebesar :
V lost = (0,8 x 118.500.000 m2) x 0,000125 m
V lost = 94.800 m2 x 0,000125 m
V lost = 11.850 m3
V lost = 11.850.000 liter –> Debit air (Q) yang hilang = 11.850 m3/jam = 11.850.000 liter/jam
Jika Hujan terjadi selama 5 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :
V lost = 11.850.000 liter/jam x 5 jam
V lost = 59.250.000 liter
Jika hujan terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :
V lost = 11.850.000 liter/jam x 10 jam
V lost = 118.500.000 liter ~ 119.000.000 liter
Mungkin sebagian dari yang membaca hasil perhitungan diatas menganggap angka-angka diatas tidak terlalu signifikan, tetapi saya katakan bahwa angka-angka tersebut baru mencari volume air yang hilang akibat bangunan (rumah tinggal), selanjutnya akan saya munculkan besar nya volume air yang hilang akibat sarana public, dalam hal ini saya mengambil konstruksi jalan raya antara Bogor-Jakarta.
2. Kehilangan Air Akibat Konstruksi Jalan
Potongan Melintang Jalan Raya
(Gbr 2 : Potongan melintang Konstruksi Jalan dan Tampak Atas)
Diasumsikan Type jalan adalah : Arteri ; 2 Jalur 2 Arah
Lebar Jalan = 12,00 m
Panjang Badan Jalan ( Bogor-Jakarta ) = 88 km –> 88.000 m
Luas Badan Jalan = 88.000 m x 12 m
A = 1.056.000 m2
Jika Konstruksi jalan tersebut dibebani hujan dengan intensitas (I) = 180 mm/hr –> 0,000125 m/jam
I= 0,000125 m/jam. Berarti tinggi muka air akibat hujan selama 1 jam = 0,000125 m.
Volume air yang hilang (V lost) = 1.056.000 m2 x 0,000125 m
V lost = 132 m3
V lost = 132.000 liter
Equivalent dengan Debit air (Q) yang hilang = 132 m3 /jam –> 132.000 liter/jam.
Jika hujan yang terjadi selama 10 jam, maka volume air yang hilang adalah sebesar :
–> V lost = 132.000 liter/jam x 10 jam
–> V lost = 1.320.000 liter
Direncanakan penggunaan sumur resapan untuk mengimbuhkan air hujan kedalam tanah, diasumsikan dimensi sumur resapan yang akan dipergunakan adalah : diamater (d) : 40 cm dan tinggi (h) : 100 cm.
Volume Sumur Resapan = (1/4 x phi x d^2) x h
Volume Sumur Resapan = (1/4 x 3,14 x 0,4^2) x 1
Vol’ Sumur = 0, 1256 m3 ~ 0,126 m3
Vol’ Sumur = 126 liter …………………………………………………………. Cara (1)
Cek dgn Rumus Volume Silinder –> V= phi x r^2 x h
Volume Sumur Resapan = 3,14 x 0,2^2 x 1
Vol’ Sumur = 0, 1256 m3 ~ 0,126 m3
Vol’ Sumur = 126 liter …………………………………………………………. Cara (2)
Kontrol –> Cara (1) dan Cara (2) hasilnya sama : 0,126 m3 = 126 liter –> Ok..!!
Jika volume hilang air hujan akibat perumahan dan akibat jalan dijumlahkan, maka total volume air hujan yang hilang akibat hujan selama 10 jam adalah sebesar :
V lost = (119.000.000 liter + 1.320.000 liter)
V lost = 120. 320.000 liter, jika dalam meter kubik (m3) –> V lost = 120.320 m3
Jumlah Sumur Resapan yang dibutuhkan sepanjang 88 km :
n = (120. 320.000 liter /126) / 88
n = 10.851,37 ~ 10.852 buah
Jika sumur resapan akan dipasang pada saluran drainase sisi kiri dan sisi kanan jalan, maka pada saluran drainase kiri dipasang 5.426 buah sumur resapan dan dibagian kanan juga 5.426 buah.
Jarak antar sumur resapan (s) = 88.000 m / 5.426 buah
s = 16, 22 ~ 16,20 meter
–> Jadi sumur resapan dipasang dengan jarak antar sumur (s) : 16,20 meter.
Saya sempat berhenti sejenak ketika melihat angka-angka diatas, Saya yakin anda mengerti maksud saya, hanya dengan durasi hujan 10 jam saja, volume air yang akan dilimpaskan ke Jakarta sudah sebesar : 120. 320.000 liter (120.320 m3) . Pertanyaan yang muncul di otak saya adalah :
  • Bagaimana jika daerah-daerah tangkapan air hujan yang lain (selain Bogor) juga ikut “mengirimkan” air limpasan dengan volume yang (mungkin) lebih besar ke Jakarta..?
  • Bagaimana jika volume air limpasan dari daerah-daerah tangkapan air hujan yang lain juga dimasukkan sebagai variabel dalam perencanaan sistem drainase sumur resapan part II ini..?
  • Bagaimana jika hujan di daerah-daerah imbuhan/tangkapan air terjadi selama 1 hari penuh (24 jam)..? Bagaimana jika hujan terjadi selama 2 hari penuh (48 jam)..? Tentu Volume air yang akan “dikirim” Jakarta akan jauh lebih besar..
Tapi untuk menjawab 3 pertanyaan diatas tentu tidak sesederhana yang dibayangkan, butuh variabel-variabel data yang akurat dan proses perhitungan/perencanaan yang lebih kompleks tentunya.. :-)
Hasil dari perhitungan-perhitungan (perencanaan) diatas, selanjutnya di integrasikan dalam bentuk gambar seperti gambar dibawah ini :
Penampang Melintang Jalan dan Penempatan Sumur Resapan
Gbr3 : Konstruksi Jalan–Potongan melintang, tampak atas , penempatan sumur resapan dan dimensi)
Pada proses perencanaan diatas, saya menyebutkan kota Bogor sebagai daerah imbuhan (tangkapan) air hujan, dan Jakarta sebagai kota limpasan. Pertanyaan yang muncul dari hal tersebut adalah, apakah perencanaan diatas dapat dijadikan solusi mengatasi masalah banjir yang belakangan sering melanda kota Jakarta? Jawaban saya adalah : Kota Jakarta sendiri berhadapan dengan bahaya banjir akibat beban guyuran air hujan yang melanda kota tersebut. Selain itu, masalah lain kota Jakarta adalah kondisi tanah dan topografi daerah yang berbentuk cekungan. Untuk masalah ini, tentunya perencanaan diatas tidak dapat dipergunakan sebagai solusi..Apakah ada solusi yang lain..?? Yah tentu saja ada, karena solusi masalah berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis..dan setiap insinyur dan perencana diarahkan dan dikondisikan untuk selalu bisa menyelesaikan masalah-masalah teknis.
Untuk masalah banjir di Jakarta yang diakibatkan karena topografi daerahnya yang berbentuk cekungan, solusi yang mungkin adalah sistem drainase pipa resapan atau dengan membuat sistem kanal banjir seperti yang sudah ada saat ini. Tetapi sistem kanal banjir juga harus didukung oleh perilaku masyarakat untuk tertib menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tidak membuang sampah ke daerah kanal banjir yang aslinya diperuntukkan sebagai sistem drainase pencegah banjir.
Sementara perencanaan sistem drainase sumur resapan diatas dimaksudkan hanya untuk mengurangi volume air hujan kiriman dari daerah imbuhan seperti Bogor ke daerah limpasan seperti Jakarta, yang mana selama ini dianggap bahwa banjir di kota Jakarta terjadi akibat air hujan kiriman dari daerah-daerah tangkapan /imbuhan di kota-kota sekitarnya.
Diakhir tulisan ini, saya kembali menekankan bahwa angka-angka hasil perhitungan diatas bukanlah hasil yang absolut. Kenapa saya katakan demikian? karena variabel-variabel yang dipergunakan mungkin saja kurang lengkap dan dapat berubah. Seperti prosentase penggunaan lahan sebagai area imbuhan air hujan, dimensi jalan raya, intensitas hujan, durasi hujan, dimensi sumur resapan yang akan dipergunakan, ketelitian saat menghitung angka-angka (saya sendiri juga tidak yakin apa hitungan-hitungan diatas sudah teliti atau belum), dsb. Satu hal yang bisa saya pastikan pada anda semua adalah, variabel-variabel yang dipergunakan dalam proses perencanaan sistem drainase sumur resapan dapat saja berubah, dirubah, atau dimodifikasi.. Tetapi prinsip perencanaan nya adalah seperti yang sudah yang saya tunjukkan diatas.
Akhirnya, saya hanya bisa berkata : semoga tulisan saya hari ini bisa memberikan sedikit manfaat pada kita semua. Tidak ada motifasi apapun dibalik tulisan saya kali ini, bukan bermaksud “menggugat” ataupun “menggurui” , saya pribadi pun masih harus banyak belajar..Karena pemilik ilmu yang hakiki adalah “Dia”.. Allah, Zat yang maha tinggi lagi maha bijaksana..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem Drainase Sumur Resapan - Part I

Proses pembangunan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan hal yang kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan puncak limpasan air permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan air tanah dan pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah, sehingga mengganggu keseimbangan sistem hidrologi air bawah permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah.
Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak mengganggu ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam yang disediakan oleh instansi tertentu seperti PDAM atau semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena kecenderungan apabila jumlah penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang dibuat oleh individu pun makin banyak.

Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu dianggap sebagai sumber alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu kiranya untuk dikoreksi..!! Karena sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan air dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air.
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan air permukaan. Dengan pembiayaan yang (secara relatif) tidak terlalu tinggi, pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh setiap pembangunan satu rumah tinggal.
Prinsip Sumur Resapan
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari permukaan tanah ke akuifer air tanah. Alirannya berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur akan lebih praktis apabila terdapat akuifer tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbukan, atau pada suatu kawasan kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.
Gambar dibawah ini menerangkan proses air imbuhan masuk kedalam akuifer bebas dan akuifer tertekan.
Untuk Akuifer Bebas memenuhi persamaan :
Rumus Akuiver Bebas
Sementara untuk Akuifer tertekan memenuhi persamaan :
Rumus Akuiver Tertekan
Dimana :
Q = Debit Aliran
K = Koefisien Permeabilitas Tanah
rw = Jari-jari sumuran
ro = Jari-jari pengaruh aliran
ho = Tinggi muka air tanah
hw = Tinggi muka air setelah imbuhan

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa gunanya rumus-rumus diatas, apa gunanya sumur resapan secara kongkrit?? Pada postingan saya yang berikut, akan saya tunjukkan berapa besar nya debit air yang harus terbuang kedaerah limpasan akibat dari pembangunan rumah, jalan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Tentu anda mengerti maksud saya, jika air hujan yang berasal dari daerah resapan dengan jumlah yang besar dibuang begitu saja tanpa di resapkan kedalam tanah, maka air tersebut akan mengakibatkan banjir yang parah didaerah-daerah limpasan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Seri Perencanaan Bangunan - Desain Pondasi

Beberapa hari yang lalu ada email yang masuk ke saya, inti dari email itu adalah meminta contoh desain pondasi. Sebenarnya ketika akan merencanakan sebuah bangunan gedung, tidak bisa dilakukan secara parsial. Misalnya hanya meminta contoh desain pondasi, sloof (balok ikat), plat tangga, plat lantai, plat atap, kolom, balok, kuda-kuda, dsb. Ketika berbicara soal perencanaan bangunan, maka kita harus membahas masalah tersebut secara luas. Yang saya maksud adalah, dimulai dari penentuan titik-titik pondasi, mendata kolom (kolom arah melintang, memanjang, kemudian memberi notasi/abjad, dsb). Tetapi ketika persyaratan itu harus dipenuhi, maka jalan yang kita tempuh sangat panjang, dan itu tidak mungkin dilakukan/dibahas didalam website ini.
Sekarang kita asumsikan saja, anda telah memiliki semua syarat diatas, dan anda hanya membutuhkan contoh desain pondasi. Diartikel kali ini, kita akan membahas tentang perencaan pondasi. Kasus yang diambil adalah perencaan pondasi jenis Foot Plate. Berikut adalah contoh perencanaan pondasi foot plate dimana tinjauannya adalah pada titik K2 (Perencanaan pondasi dibawah kolom K2) :

untitled.jpg
untitled2.jpg
untitled3.jpg
untitled4.jpg
untitled5.jpg
untitled6.jpg
Hasil dari perhitungan pondasi diatas, selanjutnya dituangkan dalam gambar detail pondasi seperti gambar berikut ini :
pondasi-detail.jpg
(Gbr - Detail Foot plate)
Untuk perencanaan pondasi pada titik-titik yang lain, caranya kurang lebih sama. Tinggal ada data saja berapa jumlah titik kolom yang ada didalam layout bangunan yang akan anda rencanakan pondasinya. Demikianlah seri perencanaan bangunan kita kali ini, pada artikel yang berikutnya, kita akan membahas tentang perencanaan sloof (balok ikat, perencanaan kolom, balok, pelat, dan rangka atap. Semoga artikel kali ini dapat memberi manfaat buat kita semua..


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS